Jumat, 23 Januari 2015

Semesta Perjuangan dalam Putih Abu-abu (Part 1)

Semesta Pertama
Tiktok tiktok. .. Bismillah .. ini adalah minggu ketiga saya ngeblog setelah dua postingan saya di minggu pertama dan minggu kedua berisi  … yaa kurang lebih seperti pelajaran pada proses  kehidupan yang memberatkan mata muda ini. Hehe .. Tak apa sih ya itulah sesuatu yang hanya bisa dilihat setelah semuanya berlalu begitu saja dan mengambil pelajaran dari sana. Sesuatu itulah yang sangat memberatkan pikiran dan tubuh untuk terus memaksa mental menerjang semua liku-liku tersebut. Jika dipikir hidup ini tidak akan bermakna jika tidak ada tekanan yang mengajarkan arti sesungguhnya dari perjuangan, maka biarlah tekanan serta hal-hal yang membuat kita sibuk tersebut menjadi warna-warna kekuatan yang terpancar di dalam diri ini. Membiarkannya bersemayam, memenuhi secara perlahan dan mendarah daging dalam setiap langkah kita di atas sebuah perjuangan.
Oke kali ini cukup saya menulis tentang kehidupan dan bla bla bla dan bla bla bla nya .. nanti lagi jika ada yang inspirasi renyah dalam kepala. Nah sekarang saya ingin berbagi cerita pengalaman saya. Yaah meski tak jauh-jauh dari khotbah yang memberatkan mata pada postingan dua minggu ke belakang namun ini bedanya versi cerita … hehe
Bermula pada kecintaan saya kepada ilmu eksak hitung-menghitung dengan angka sebagai pemeran utama dalam semestanya, saya selalu dibuat jatuh hati kepada  sebuah keindahan solusi atas permasalahan dalam matematika. Hal tersebut terus membuat saya semakin berpikir sistematis mencari solusi dalam sebuah permasalahan yang ditemui. Terpikirkah … bahwa jika kita menyelesaikan satu soal matematika saja yang sesuai dengan bobot di dalam diri, di sana terdapat banyak hal-hal penting yang tidak bisa dilihat begitu saja. Lihat lebih dalam , rasakan dan nikmati perlahan-lahan. Matematika mengajarkan saya banyak hal. Semesta tentang matematika tidak hanya membicarakan tentang bagaimana kita mengerjakan soal-soalnya saja. Ketahuilah … semua itu mengajarkan seberapa keras kepalanya kita terus mencoba mencari jalan keluar, seberapa kita tahan untuk sebuah tekanan dan terus berpikir untuk memecahkannya, seberapa kita untuk terus memaksakan pikiran dalam mencari jawaban, serta seberapa kita berani untuk terus berbuat kesalahan pada suatu masalah lalu belajar dari kesalahan tersebut untuk menemukan solusi yang benar dan tepat.
Karena semua hal yang saya lihat dari matematika inilah saya sering terjun ke sebuah dunia kompetisi yang disebut olimpiade. Alhamdulillah saya sudah lumayan banyak pengalaman dalam dunia olimpiade ini … Yaah walau hanya 3 kali saja saya berlomba di nasional dan melihat betapa luar biasa jenius orang-orang dari luar pulau. Dari SMP, saya bercita-cita untuk menjadi peserta OSN (Olimpiade Sains Nasional) untuk bidang matematika. Dan di SMP saya gugur di tingkat Provinsi. Tentu depresi melihat saya masih banyak kekurangan. Nah OSN terakhir saya pada masa sekolah berseragam ini di SMA, saya akan mencoba OSN lagi dan akan memastikan saya pergi ke nasional sebagai peserta OSN tingkat nasional 2014.
Peringkat terbaik yang pernah saya raih secara pribadi hanya pada peringkat 108 dari seluruh Indonesia dan peringkat 82 sewaktu saya satu tim dengan salah satu senior jenius smada, Rio Rizky namanya. Nah saya akan bercerita kompetisi pertama bersama senior-senior saya.
Sejak kelas 10 saya telah menjadi peserta inti sekolah untuk duta matematika di sekolah saya bersama senior-senior yang saya kagumi. Mereka adalah Rio Rizky Ramadhani, M. Rizky Adha dan Vitalis Talenta. Kerap kali Saya, Rio dan Rizky dijuluki sebagai “Tripel R Smada” karena dalam setiap perlombaan kami selalu menjadi rekan dalam persaingan dan dalam sebuah tim. Telah banyak perlombaan dan bimbingan saya ikuti bersama mereka.
Dalam proses OSN 2013 bersama mereka, di tengah-tengahnya terdengar kabar adanya lomba Station 2013. Itu adalah lomba Statistika yang diselengkarakan oleh ITS (Institut Teknologi 10 November) tingkat Nasional di Surabaya. Palangka Raya menjadi salah satu region terpilih untuk mengikuti ajang perlombaan Station 2013. Dalam tempo waktu 3 hari saja persiapan untuk penyisihan region dan saya lihat materi-materi untuk penyisihan rata-rata adalah materi kelas 11 dan kelas 12. Sial saya harus mengejar materi-materi itu resiko menjadi junior. Untuk pengerjaan soalnya masing-masing sekolah mengirimkan tim-tim nya untuk bersaing dalam satu region Palangka Raya. Smada mengirimkan 4 Tim dan saya satu tim dengan Rio, Bu Yosa yang menjadi salah satu staf Pembina olimpiade matematika smada yang memilih pasangan dalam satu tim itu. Perlombaan pun dimulai. Penyisihan region diselenggarakan di Smada sebagai tuan rumah untuk region Palangka Raya. Waktu satu setengah jam untuk mengerjakan 50 soal penyisihan Station. 50 soal tersebut setara olimpiade. Susah … iya sangat susah. Setengah soalnya berbahasa inggris. What the soal ! berpikir dalam bahasa rutin yang saya mengerti pun susah. Tahukah bagaimana Rio di depan soal tersebut ? Keep calm bro. Dia orang yang tenang, hening dalam raganya namun terus bekerja di dalam pikirannya. Saya telah menyiapkan kertas coretan banyak sekali untuk mengerjakan soal karena saya perlu ruang yang leluasa untuk mencoret dan berpikir di sana. Saya bagikan kertas coretan itu kepada Rio untuk mengerjakan dan berpikir di sana juga. Tahukah ? sementara saya menghabiskan banyak coretan di kertas, Rio hanya memakai tidak lebih dari ¼ halaman. What the Rio ! untuk 50 soal setara olim dan setengahnya adalah bahasa inggris dia hanya memerlukan “Tidak Lebih Dari ¼ Bagian Halaman Kertas” -______-. Dan ketika dia menjawab soal tentang analisis himpunan, di sana ada 10 baris kalimat berbahasa inggris panjang lebar, tanpa coretan dan tanpa mengulang membaca soal dalam bahasa asing tersebut, dengan gayanya yang keep calm itu dia langsung menandai jawaban yang benar pada alternative A B C D E. What the Rio again -__-. Untunglah saya tidak menjadi ratik di sampingnya, setengah dari soal juga saya yang mengerjakan. Cukup berpuas diri.
Seusai perlombaan, Kami semua diarahkan ke Lab Kimia untuk mengikuti sosialisasi sembari menunggu hasil babak penyisihan region untuk maju ke babak semifinal yang diselenggarakan langsung di ITS Surabaya. Kakak-kakak dari ITS memperkenalkan fakultas matematika terapan ini. Tak lama setelah itu, terlihat kakak-kakak yang lain masuk ke ruangan dengan beberapa kertas jawaban tes di tangannya. Saya sudah menduga kertas-kertas jawaban itulah yang lolos ke babak semifinal di ITS Surabaya nanti. Ya, berdebar-debar … rasanya saya juga menaruh harapan untuk bisa lolos ke semifinal karena suatu alasan tersirat saya ingin naik pesawat karena baru sekali saja saya naik alat transfortasi itu. Hehehe. Pengumuman …. Yang lolos pertama adalah dari smada : tim Rizky Adha dan Vitalis Talenta. Lolos kedua tim dari SMA5 : Rainhart dan Toha. Mereka berdua adalah teman saya sewaktu SMP di SMP negeri 2 Palangka Raya, dan saya tahu persis Rainhart itu adalah Rio di generasiku. Lolos ketiga adalah tim dari MAN Model : Adit dan si “Dia” (saya lupa nama rekan yang satu ini). Lalu lolos keempat…. Akhirnya disebutkanlah dari smada, tim saya. Ya tim saya..saya dan Rio. Syukur Alhamdulillah hanya persiapan 3 hari saja dapat tembus ke babak semifinal.

Syukur Alhamdulillah … Proses yang telah kami lalui ini mengantarkan kami ke babak semifinal. Walau hanya 3 hari namun waktu itu digunakan dengan sebaik mungkin dan didorong oleh kekuatan Doa. Saya juga mendapat sesuatu yang berarti … bahwa “sebuah proses yang terjal jika dilakukan terus-menerus tanpa memikirkan itu berat atau ringan hanya tinggal kita jalani saja, kita akan terbiasa menjadi luar biasa dan terus menjadi lebih kuat dari proses tersebut”.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar