Semesta
Pertama
Tiktok
tiktok. .. Bismillah .. ini adalah minggu ketiga saya ngeblog setelah dua
postingan saya di minggu pertama dan minggu kedua berisi … yaa kurang lebih seperti pelajaran pada
proses kehidupan yang memberatkan mata
muda ini. Hehe .. Tak apa sih ya itulah sesuatu yang hanya bisa dilihat setelah
semuanya berlalu begitu saja dan mengambil pelajaran dari sana. Sesuatu itulah
yang sangat memberatkan pikiran dan tubuh untuk terus memaksa mental menerjang
semua liku-liku tersebut. Jika dipikir hidup ini tidak akan bermakna jika tidak
ada tekanan yang mengajarkan arti sesungguhnya dari perjuangan, maka biarlah
tekanan serta hal-hal yang membuat kita sibuk tersebut menjadi warna-warna
kekuatan yang terpancar di dalam diri ini. Membiarkannya bersemayam, memenuhi
secara perlahan dan mendarah daging dalam setiap langkah kita di atas sebuah
perjuangan.
Oke
kali ini cukup saya menulis tentang kehidupan dan bla bla bla dan bla bla bla
nya .. nanti lagi jika ada yang inspirasi renyah dalam kepala. Nah sekarang
saya ingin berbagi cerita pengalaman saya. Yaah meski tak jauh-jauh dari
khotbah yang memberatkan mata pada postingan dua minggu ke belakang namun ini
bedanya versi cerita … hehe
Bermula
pada kecintaan saya kepada ilmu eksak hitung-menghitung dengan angka sebagai
pemeran utama dalam semestanya, saya selalu dibuat jatuh hati kepada sebuah keindahan solusi atas permasalahan
dalam matematika. Hal tersebut terus membuat saya semakin berpikir sistematis
mencari solusi dalam sebuah permasalahan yang ditemui. Terpikirkah … bahwa jika
kita menyelesaikan satu soal matematika saja yang sesuai dengan bobot di dalam
diri, di sana terdapat banyak hal-hal penting yang tidak bisa dilihat begitu
saja. Lihat lebih dalam , rasakan dan nikmati perlahan-lahan. Matematika
mengajarkan saya banyak hal. Semesta tentang matematika tidak hanya
membicarakan tentang bagaimana kita mengerjakan soal-soalnya saja. Ketahuilah …
semua itu mengajarkan seberapa keras kepalanya kita terus mencoba mencari jalan
keluar, seberapa kita tahan untuk sebuah tekanan dan terus berpikir untuk
memecahkannya, seberapa kita untuk terus memaksakan pikiran dalam mencari
jawaban, serta seberapa kita berani untuk terus berbuat kesalahan pada suatu
masalah lalu belajar dari kesalahan tersebut untuk menemukan solusi yang benar
dan tepat.
Karena
semua hal yang saya lihat dari matematika inilah saya sering terjun ke sebuah
dunia kompetisi yang disebut olimpiade. Alhamdulillah saya sudah lumayan banyak
pengalaman dalam dunia olimpiade ini … Yaah walau hanya 3 kali saja saya
berlomba di nasional dan melihat betapa luar biasa jenius orang-orang dari luar
pulau. Dari SMP, saya bercita-cita untuk menjadi peserta OSN (Olimpiade Sains
Nasional) untuk bidang matematika. Dan di SMP saya gugur di tingkat Provinsi.
Tentu depresi melihat saya masih banyak kekurangan. Nah OSN terakhir saya pada
masa sekolah berseragam ini di SMA, saya akan mencoba OSN lagi dan akan
memastikan saya pergi ke nasional sebagai peserta OSN tingkat nasional 2014.
Peringkat
terbaik yang pernah saya raih secara pribadi hanya pada peringkat 108 dari
seluruh Indonesia dan peringkat 82 sewaktu saya satu tim dengan salah satu
senior jenius smada, Rio Rizky namanya. Nah saya akan bercerita kompetisi
pertama bersama senior-senior saya.
Sejak
kelas 10 saya telah menjadi peserta inti sekolah untuk duta matematika di
sekolah saya bersama senior-senior yang saya kagumi. Mereka adalah Rio Rizky
Ramadhani, M. Rizky Adha dan Vitalis Talenta. Kerap kali Saya, Rio dan Rizky
dijuluki sebagai “Tripel R Smada” karena dalam setiap perlombaan kami selalu
menjadi rekan dalam persaingan dan dalam sebuah tim. Telah banyak perlombaan
dan bimbingan saya ikuti bersama mereka.
Dalam
proses OSN 2013 bersama mereka, di tengah-tengahnya terdengar kabar adanya
lomba Station 2013. Itu adalah lomba Statistika yang diselengkarakan oleh ITS
(Institut Teknologi 10 November) tingkat Nasional di Surabaya. Palangka Raya
menjadi salah satu region terpilih untuk mengikuti ajang perlombaan Station
2013. Dalam tempo waktu 3 hari saja persiapan untuk penyisihan region dan saya
lihat materi-materi untuk penyisihan rata-rata adalah materi kelas 11 dan kelas
12. Sial saya harus mengejar materi-materi itu resiko menjadi junior. Untuk
pengerjaan soalnya masing-masing sekolah mengirimkan tim-tim nya untuk bersaing
dalam satu region Palangka Raya. Smada mengirimkan 4 Tim dan saya satu tim
dengan Rio, Bu Yosa yang menjadi salah satu staf Pembina olimpiade matematika
smada yang memilih pasangan dalam satu tim itu. Perlombaan pun dimulai.
Penyisihan region diselenggarakan di Smada sebagai tuan rumah untuk region
Palangka Raya. Waktu satu setengah jam untuk mengerjakan 50 soal penyisihan
Station. 50 soal tersebut setara olimpiade. Susah … iya sangat susah. Setengah
soalnya berbahasa inggris. What the soal ! berpikir dalam bahasa rutin yang
saya mengerti pun susah. Tahukah bagaimana Rio di depan soal tersebut ? Keep
calm bro. Dia orang yang tenang, hening dalam raganya namun terus bekerja di
dalam pikirannya. Saya telah menyiapkan kertas coretan banyak sekali untuk
mengerjakan soal karena saya perlu ruang yang leluasa untuk mencoret dan
berpikir di sana. Saya bagikan kertas coretan itu kepada Rio untuk mengerjakan
dan berpikir di sana juga. Tahukah ? sementara saya menghabiskan banyak coretan
di kertas, Rio hanya memakai tidak lebih dari ¼ halaman. What the Rio ! untuk
50 soal setara olim dan setengahnya adalah bahasa inggris dia hanya memerlukan
“Tidak Lebih Dari ¼ Bagian Halaman Kertas” -______-. Dan ketika dia menjawab
soal tentang analisis himpunan, di sana ada 10 baris kalimat berbahasa inggris
panjang lebar, tanpa coretan dan tanpa mengulang membaca soal dalam bahasa
asing tersebut, dengan gayanya yang keep calm itu dia langsung menandai jawaban
yang benar pada alternative A B C D E. What the Rio again -__-. Untunglah saya
tidak menjadi ratik di sampingnya, setengah dari soal juga saya yang
mengerjakan. Cukup berpuas diri.
Seusai
perlombaan, Kami semua diarahkan ke Lab Kimia untuk mengikuti sosialisasi
sembari menunggu hasil babak penyisihan region untuk maju ke babak semifinal
yang diselenggarakan langsung di ITS Surabaya. Kakak-kakak dari ITS
memperkenalkan fakultas matematika terapan ini. Tak lama setelah itu, terlihat
kakak-kakak yang lain masuk ke ruangan dengan beberapa kertas jawaban tes di tangannya.
Saya sudah menduga kertas-kertas jawaban itulah yang lolos ke babak semifinal
di ITS Surabaya nanti. Ya, berdebar-debar … rasanya saya juga menaruh harapan
untuk bisa lolos ke semifinal karena suatu alasan tersirat saya ingin naik
pesawat karena baru sekali saja saya naik alat transfortasi itu. Hehehe.
Pengumuman …. Yang lolos pertama adalah dari smada : tim Rizky Adha dan Vitalis
Talenta. Lolos kedua tim dari SMA5 : Rainhart dan Toha. Mereka berdua adalah
teman saya sewaktu SMP di SMP negeri 2 Palangka Raya, dan saya tahu persis
Rainhart itu adalah Rio di generasiku. Lolos ketiga adalah tim dari MAN Model :
Adit dan si “Dia” (saya lupa nama rekan yang satu ini). Lalu lolos keempat….
Akhirnya disebutkanlah dari smada, tim saya. Ya tim saya..saya dan Rio. Syukur
Alhamdulillah hanya persiapan 3 hari saja dapat tembus ke babak semifinal.
Syukur
Alhamdulillah … Proses yang telah kami lalui ini mengantarkan kami ke babak
semifinal. Walau hanya 3 hari namun waktu itu digunakan dengan sebaik mungkin
dan didorong oleh kekuatan Doa. Saya juga mendapat sesuatu yang berarti … bahwa
“sebuah proses yang terjal jika dilakukan terus-menerus tanpa memikirkan itu
berat atau ringan hanya tinggal kita jalani saja, kita akan terbiasa menjadi
luar biasa dan terus menjadi lebih kuat dari proses tersebut”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar