Sabtu, 17 Januari 2015

Berhati Makkah, Berotak Jerman dan Beretos Kerja Jepang

                    Bismillah.. tes tiktok tiktok. Oke ini minggu kedua saya ngeblog dan akan melanjutkan postingan saya minggu lalu yang mengulas tentang proses kehidupan… yaa kurang lebih seperti itulah tema postingan saya. Ya walau bisa dibilang itu bacaan yang sedikit berat untuk mata dan pikiran di usia muda ini. Hehe… nah sekarang pun saya ngeblog dengan tema yang sebelas duabelas dengan postingan saya di minggu lalu. Saya akan membahas bagaimana kita membangun karakter. Tentu karakter ini bersifat individu, yang akan menjadi pondasi dalam diri sendiri tanpa terkecuali, bukan untuk orang banyak, tapi untuk diri kita sendiri. Kemampuan yang dapat dimiliki oleh masing-masing dari kita secara individual untuk menjadi seseorang yang terus menerus dapat menciptakan karya, yang senantiasa membangun hal-hal yang luar biasa dipandang mata, yang membuahkan keajaiban dipandang semesta, yang membiasakan hal-hal sukar untuk dikerjakan, untuk yang biasa luar biasa.
            Sebagai seorang manusia, kita dikaruniakan akal dan pikiran, insyaAllah yang paling baik dan yang paling terpuji , mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Dilihat dari beberapa ungkapan tersebut, manusia terkesan makhluk yang unggul dan makhluk yang paling disempurnakan. Namun tidak semua manusia mau memanfaatkan kelebihan-kelebihan itu. Adapun   manusia terlena akan nikmatnya rutinitas kemalasan hingga lupa belajar dan bekerja. Cobalah lihat betapa luar biasanya diri kita jika saja kita tidak terlelap pada nikmatnya kemalasan. karena pasti kita bertemu dengan waktu dan keadaan tertentu, kapan kita akan tidur dan kapan kita akan bangun, yang akan mengukur kualitas yang kita punya. Untuk menjadi manusia  berkualitas, terdapat tiga hal yang dapat kita lakukan
            Pertama, berhati Makkah, artinya hati yang senantiasa dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa , hati yang paling baik, yang paling terpuji. Inilah yang menjadi pondasi utama sebuah kualitas diri. Hati yang suci dan bersih, yang selalu berada pada nuansa keterpujian dan kebaikan. Di sinilah tempat terbentuknya akhlak serta niat yang sebaik-baiknya. Akhlak yang sempurna datang dari hati yang sempurna, niat yang sebaik-baiknya datang dari hati yang penuh dengan kebaikan di dalamnya karena di sini pulalah inti dari segala sesuatu yang paling baik terlahir. Kekayaan yang paling besar adalah kekayaan hati, luaskan batas-batas hati karena hati yang luas akan senantiasa mampu untuk menampung suatu hal-hal yang seperti apa saja terjadi. Sesuatu yang kita sebut kesabaran itu sebenarnya tidak terbatas, kitalah yang menjadi batas itu. Jadi luaskan batas, kaya rayakan kesyukuran dan selalu dekatkan hati ini dengan do’a agar semua yang sempit dapat terasa luas, agar semua yang terasa pahit dapat berubah manis, dan semua yang kurang menjadi tercukupi.
            Kedua, berotak Jerman, artinya berpikir cerdas. Perlu kita ketahui, ilmu itu sungguhlah luas, sungguhlah bermanfaat dan sungguh indah, maka dari itu manusia mempelajarinya. Semakin Ia mempelajari ilmu pengetahuan, ia akan semakin cerdas, handal, dan ilmu pengetahuan membuat diri kita mapan dan berwibawa tanpa kita sadari. Ingatlah definisi cerdas itu juga luas. Bantahlah definisi 5+5 harus 10 dengan bakat dan kualitas kita agar menjadi berapa ditambah berapa bisa sama dengan 10. Kita punya pilihan, kita punya banyak jalan untuk menempuh angka 10 itu, Kita punya cerdas kita masing-masing, sebuah angka kehidupan untuk perjalanan ini, sebuah nilai mutlak yang membicarakan semesta tentang kecerdasan yang kita ciptakan sendiri. Kecerdasan bukan didapat, tapi diraih. Kecerdasan bukan dilahirkan, tapi diciptakan. Tidak ada manusia yang tidak cerdas, yang ada hanyalah yang tidak mau cerdas. Maka dari itu, kembangkan kecerdasan kita, ciptakan sebuah pikiran termasyur, latih dan terus berlatih, belajar dan terus belajar agar kecerdasan itu semakin baik serta dapat bermanfaat untuk kepentingan orang banyak, yakni rakyat Indonesia dan dunia.
            Dan yang ketiga adalah beretos kerja Jepang, artinya bekerja keras. Hidup adalah semua tentang perjuangan dan kerja keras agar kehidupan kita berkualitas serta bernilai. Tidak ada sesuatu yang mudah, karenanya kita harus bekerja keras untuk meraih apa yang hendak kita capai, kecerdasan pun didapat karena kerja keras. Kita punya pilihan terhadap jalan yang akan kita tempuh untuk menjadi luar biasa lewat kerja keras yang luar biasa pula. Kita adalah manusia luar biasa, kita juga harus bekerja dengan luar biasa, karena sesuatu yang besar datang dari kerja yang besar. Maka dari itu hendaklah kita selalu bekerja keras, biasakan diri untuk menempuh jalan yang demikian karena dengan begitu kekuatan di dalam diri akan terus terjaga kokohnya.
             Ketiga hal inilah yang mendasari kebaikan di dalam diri manusia. Ketiganya juga tidak bisa dipisahkan jika kita ingin membangun pribadi yang penuh dengan kebaikan. Jika kita cerdas, dan bekerja keras tetapi tidak mempunyai hati yang senantiasa dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa, niat yang baik, serta akhlak yang mulia, maka kebaikan yang ada di dalam diri kita masih belum sempurna. Karena hati yang suci adalah hati yang terus memanjatkan do’a kepada Tuhan, karena kecerdasan datang dari hasil kerja keras, karena pekerjaan yang baik adalah pekerjaan dengan niat yang sebaik-baiknya, maka kita sebagai manusia yang penuh dengan kebaikan tentu akan mengamalkan ketiga hal tersebut, yaitu berhati Makkah, berotak Jerman dan Beretos kerja Jepang.
              Akhir kata, jika hidup diibaratkan sebagai kesempatan, maka manfaatkanlah kesempatan itu dengan sebaik-baiknya karena kita tidak tahu kapan kesempatan itu akan berakhir. Kita adalah berlian dan permata masa depan yang kelak akan berkilau di tempat kita masing-masing. Maka dari itu, belajarlah kita dengan sangat baik, bersabarlah dengan sangat baik, berkarakterlah kita dengan sangat baik serta berpendidikanlah kita dengan sangat baik. InsyaAllah, kita semua akan berhasil bersama dengan mudah. Sukses seperti matematika yang prosesnya melelahkan, tapi pada akhirnya kita memperolah satu jawaban, yaitu keberhasilan. Sukses hanya sebuah kata yang sederhana, namun kebahagiaan meraihnya luar biasa. It’s your choice, it’s your way, it’s your future it’s your self. Keep spirit, don’t give up, be 100%, let’s do it, don’t quit, wake up and be awesome.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar