Selasa, 06 Januari 2015

Kekuatan, Ketabahan, Keikhlasan, Keyakinan, dan Ketulusan

Tiktok tiktok. Bismillah.. Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai kekuatan, ketabahan, keikhlasan, keyakinan dan ketulusan. Pelajaran hidup ini saya dapat dari semua proses yang telah saya lalui dan juga dari Guru saya yang senantiasa membakar semangat dalam kelas.
Sebelumnya, Di sini saya akan sedikit bercerita tentang kehidupan yang baru-baru saja saya jalani, kurang lebih berkisar satu tahun. Januari pada resolusi 2014 dan sekarang telah bertemu lagi Januari pada resolusi 2015. Ini adalah tentang sesuatu yang sulit, yang dirasa sangat jauh namun dekat, dan sepertinya mustahil. Mengapa? Karena sampai sekarang saya belum berhasil menemukan hasilnya setelah lama berjuang dan jujur untuk hal yang dipandang remeh, saya bahkan terkejut bisa seberjuang ini, bisa sampai sejauh ini. Jangan menyerah, terus coba terus coba dan terus coba, jangan mundur jangan mundur terus mencoba. Pertaruhkan semuanya..yang ada pada diri saya sendiri, bahkan yang terpenting. Ya saya melakukannya karena saya melihat sesuatu yang jauh lebih penting … bukan, itu bukan hanya penting ... itu adalah segalanya. Namun tahukah? saya selalu gagal dalam bertaruh setelah sekian lama berjuang dalam waktu yang sangat melelahkan, meskipun saya tak merasa lelah untuknya. Ya, terkadang saya juga harus menompang diri saya sendiri untuk bangkit dari semua ini, kegagalan ini. Saya selalu bilang “ini bukan saatnya kalah”, jadi saya tetap bertaruh. “ini bukan saatnya kalah”, dan saya akan tetap bertaruh. “ini bukan saatnya kalah”, namun saya masih bertaruh.
Tidak…tidak sesederhana itu. Setelah semua ini, tak jarang saya mengalami mental yang sangat down, batin yang mendalam, dan berbagai hal-hal yang tentu saja tidak akan dirasa mudah dan nyaman untuk melewatinya. Sering saya merasa depresi mengapa semua ini perlu terjadi, saya pun tidak tahu apa yang salah dengan diri saya, proses saya pun telah sangat keras saya jalani, tidak main-main. Apa yang salah ? Tentu ada banyak hal yang telah saya lakukan untuk ini untuk sampai pada titik ini, dan tahukah? hal-hal yang saya lakukan sampai sekarang tidak berhasil. Gagal…Menyedihkan
Namun tahukah ? Saya berhasil keluar dari depresi itu. Sampai sekarang saya masih berharap akan hal itu, saya yakin dengan itu, saya selalu percaya akan itu, dan saya akan menggenggam kuat-kuat itu. Saya masih terus berjuang dan terus bertaruh pada sejuta kegagalan yang saya alami, tidak peduli seberapa sakitnya diri ini tapi saya merasa ini masih belum cukup belum sempurna belum sampai pada batas yang saya punya untuk menempuh semua ini. Sejauh ini, saya tetap bertahan, saya tetap berjalan di atas semua tumpukkan kegagalan untuk terus maju. Kegagalan itu adalah bentuk dari proses yang gugur setelah berjuang. Tidak, mereka tidak mati karena gugur. Mereka semua tetap hidup, semua kegagalan itu. Saya terus menyimpannya dan saya terus belajar dan belajar dari sana. Merekalah tumpukan harta karun untuk terus berjuang seperti ini.
Nah, karena sampai sekarang saya terus bertahan, masih berjuang dan sampai saat ini juga belum berhasil, namun tahukah? Saya berhasil dalam hal yang lain. Karena saya belum berhasil sampai sekarang akan hal yang saya perjuangkan itu, saya mendapatkan sesuatu yang berharga dari proses yang saya lalui.
Kekuatan… ketabahan… keikhlasan… keyakinan... ketulusan
Semua hal tentang kekuatan, ketabahan, keikhlasan, keyakinan dan ketulusan yang saya dapatkan itu.. semuanya saya dapatkan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, menjadikan saya manusia yang sekarang, menjadikan saya manusia yang kuat, sekuat-kuatnya diri saya sekarang ini. Ya saya pikir jika saya berhasil dalam waktu yang sebentar dalam proses yang sangat mudah, proses yang hanya tau jalan lurus saja tanpa ada terjal dan liku-likunya, maka saya tidak akan bisa sampai menjadi seperti ini. Saya merasa menjadi manusia yang baru, diri yang baru, yang lebih baik, yang lebih terpuji, yang senantiasa menanamkan kebaikan kepada diri saya sendiri dan untuk semuanya dengan kemampuan yang saya punya.
Di sini saya tersadar akan beberapa hal yang tidak saya lihat sebelumnya. Tahukah.. iya, kita tidak tahu dalam hal apa yang sebenar-benarnya yang terbaik untuk diri kita, bahkan setelah banyak yang telah kita korbankan, kita tangiskan, kita perjuangkan. Tuhan tidak memberi yang kita inginkan, tapi memberi apa yang kita butuhkan. Ia member saya tujuan dengan proses yang sangat melelahkan ini. Jika proses yang saya lalui hanyalah sebatas ingin nyamannya saja, mudah, lurus tanpa ada liku-liku, maka ini semua tidaklah berarti, saya tidak bertujuan. Ia juga membuat saya mengerti tentang keadaan yang tidak saya lihat, keadaan di mana saya harus mengerti dan memahami semuanya, bukan hanya tentang diri saya sendiri. Ialah MahaTahu, Ialah MahaMelihat.
Saya rasa… saya sebenarnya memang memerlukan kekuatan untuk menjalani semua ini. Kekuatan di mana saya akan terus berjuang, terus maju, apapun halangan apapun resiko dan bagaimanapun terjalnya jalan yang akan saya lalui. Sebuah pisau akan sangat tajam jika terus diasah pada permukaan yang kasar, semakin kasar maka akan semakin tajam, bukan pada sesuatu yang mulus. IYA itu tidak mudah IYA itu menyiksa IYA itu menyakitkan. Namun kekuatan yang tercipta atas semua yang menyiksa itulah mata pisau yang sebenar-benarnya. Tidak akan lari pada sebuah persoalan, saya akan terus menghadapinya. Itulah kekuatan. Karena dari semua inilah, saya juga belajar arti sabar dan tentang keikhlasan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Inilah jalan yang saya tempuh, inilah jalan yang saya lalui. Saya dididik dengan cara seperti ini. Karena semua inilah, maka Lahirlah sebuah keikhlasan akan proses yang saya perjuangkan ini. Iya, saya tahu saya belum berhasil namun saya ikhlas menjalaninya. Saya telah seberjuang ini, saya telah mencapai titik ini, dan saya ikhlas dan sangat tulus untuk semua ini. Apapun hasilnya, apapun ujung dari proses ini yang menghentikan semua abu-abu yang dijalani ini… Karena saya telah jatuh bangun, tidak peduli apakah abu-abu tersebut dapat berubah menjadi putih atau hitam, saya ikhlas dan saya tetap percaya pada semua rencana-rencana takdir. Saya percaya bahwa hasil yang saya dapatkan dari semua ini tidak akan pernah mengkhianati semua proses yang saya jalani ini. Kegagalan ini, luka ini, kesedihan ini, beban ini, air mata ini … saya relakan dengan hati yang mengikhlaskannya. Sebenar-benarnya saya pada proses ini, saya tetap tidak tahu apa yang terbaik untuk diri saya. Biarlah semua mengalir, biarlah saya tetap pada jalan ini, biarlah saya tetap pada keyakinan ini, biarlah saya diasah pada batu-batu yang paling kasar sekalipun. Namun ketahuilah … saya tetap teguh berjuang tak peduli bagaimana hal-hal yang mencoba menjatuhkan. Hanya semata-mata saya ingin egois melakukan semua itu atas dasar keinginan saya, kekuatan saya, sebab-akibat yang akan saya pikul sendiri dan saya ikhlas lahir batin apapun yang menentukan abu-abu di jalan saya ini.
Jangan menyerah, teruslah bersabar, dan tetapkan hati pada keikhlasan dan ketulusan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Jika semua ini yang terbaik, maka saya akan merelakannya. Namun, Satu hal yang tidak akan pernah saya lupa … saya akan terus mengingat bahwa saya pernah setulus ini pada sebuah perjuangan. Sekian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar