Tiktok
tiktok. Bismillah.. Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai kekuatan,
ketabahan, keikhlasan, keyakinan dan ketulusan. Pelajaran hidup ini saya dapat
dari semua proses yang telah saya lalui dan juga dari Guru saya yang senantiasa
membakar semangat dalam kelas.
Sebelumnya,
Di sini saya akan sedikit bercerita tentang kehidupan yang baru-baru saja saya
jalani, kurang lebih berkisar satu tahun. Januari pada resolusi 2014 dan sekarang
telah bertemu lagi Januari pada resolusi 2015. Ini adalah tentang sesuatu yang
sulit, yang dirasa sangat jauh namun dekat, dan sepertinya mustahil. Mengapa?
Karena sampai sekarang saya belum berhasil menemukan hasilnya setelah lama
berjuang dan jujur untuk hal yang dipandang remeh, saya bahkan terkejut bisa
seberjuang ini, bisa sampai sejauh ini. Jangan menyerah, terus coba terus coba
dan terus coba, jangan mundur jangan mundur terus mencoba. Pertaruhkan
semuanya..yang ada pada diri saya sendiri, bahkan yang terpenting. Ya saya
melakukannya karena saya melihat sesuatu yang jauh lebih penting … bukan, itu
bukan hanya penting ... itu adalah segalanya. Namun tahukah? saya selalu gagal
dalam bertaruh setelah sekian lama berjuang dalam waktu yang sangat melelahkan,
meskipun saya tak merasa lelah untuknya. Ya, terkadang saya juga harus
menompang diri saya sendiri untuk bangkit dari semua ini, kegagalan ini. Saya
selalu bilang “ini bukan saatnya kalah”, jadi saya tetap bertaruh. “ini bukan
saatnya kalah”, dan saya akan tetap bertaruh. “ini bukan saatnya kalah”, namun
saya masih bertaruh.
Tidak…tidak
sesederhana itu. Setelah semua ini, tak jarang saya mengalami mental yang
sangat down, batin yang mendalam, dan berbagai hal-hal yang tentu saja tidak
akan dirasa mudah dan nyaman untuk melewatinya. Sering saya merasa depresi mengapa
semua ini perlu terjadi, saya pun tidak tahu apa yang salah dengan diri saya,
proses saya pun telah sangat keras saya jalani, tidak main-main. Apa yang salah
? Tentu ada banyak hal yang telah saya lakukan untuk ini untuk sampai pada
titik ini, dan tahukah? hal-hal yang saya lakukan sampai sekarang tidak
berhasil. Gagal…Menyedihkan
Namun
tahukah ? Saya berhasil keluar dari depresi itu. Sampai sekarang saya masih
berharap akan hal itu, saya yakin dengan itu, saya selalu percaya akan itu, dan
saya akan menggenggam kuat-kuat itu. Saya masih terus berjuang dan terus
bertaruh pada sejuta kegagalan yang saya alami, tidak peduli seberapa sakitnya
diri ini tapi saya merasa ini masih belum cukup belum sempurna belum sampai
pada batas yang saya punya untuk menempuh semua ini. Sejauh ini, saya tetap
bertahan, saya tetap berjalan di atas semua tumpukkan kegagalan untuk terus
maju. Kegagalan itu adalah bentuk dari proses yang gugur setelah berjuang.
Tidak, mereka tidak mati karena gugur. Mereka semua tetap hidup, semua
kegagalan itu. Saya terus menyimpannya dan saya terus belajar dan belajar dari
sana. Merekalah tumpukan harta karun untuk terus berjuang seperti ini.
Nah,
karena sampai sekarang saya terus bertahan, masih berjuang dan sampai saat ini
juga belum berhasil, namun tahukah? Saya berhasil dalam hal yang lain. Karena
saya belum berhasil sampai sekarang akan hal yang saya perjuangkan itu, saya
mendapatkan sesuatu yang berharga dari proses yang saya lalui.
Kekuatan…
ketabahan… keikhlasan… keyakinan... ketulusan
Semua
hal tentang kekuatan, ketabahan, keikhlasan, keyakinan dan ketulusan yang saya
dapatkan itu.. semuanya saya dapatkan dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
menjadikan saya manusia yang sekarang, menjadikan saya manusia yang kuat,
sekuat-kuatnya diri saya sekarang ini. Ya saya pikir jika saya berhasil dalam
waktu yang sebentar dalam proses yang sangat mudah, proses yang hanya tau jalan
lurus saja tanpa ada terjal dan liku-likunya, maka saya tidak akan bisa sampai
menjadi seperti ini. Saya merasa menjadi manusia yang baru, diri yang baru,
yang lebih baik, yang lebih terpuji, yang senantiasa menanamkan kebaikan kepada
diri saya sendiri dan untuk semuanya dengan kemampuan yang saya punya.
Di
sini saya tersadar akan beberapa hal yang tidak saya lihat sebelumnya.
Tahukah.. iya, kita tidak tahu dalam hal apa yang sebenar-benarnya yang terbaik
untuk diri kita, bahkan setelah banyak yang telah kita korbankan, kita
tangiskan, kita perjuangkan. Tuhan tidak memberi yang kita inginkan, tapi
memberi apa yang kita butuhkan. Ia member saya tujuan dengan proses yang sangat
melelahkan ini. Jika proses yang saya lalui hanyalah sebatas ingin nyamannya
saja, mudah, lurus tanpa ada liku-liku, maka ini semua tidaklah berarti, saya
tidak bertujuan. Ia juga membuat saya mengerti tentang keadaan yang tidak saya
lihat, keadaan di mana saya harus mengerti dan memahami semuanya, bukan hanya
tentang diri saya sendiri. Ialah MahaTahu, Ialah MahaMelihat.
Saya
rasa… saya sebenarnya memang memerlukan kekuatan untuk menjalani semua ini.
Kekuatan di mana saya akan terus berjuang, terus maju, apapun halangan apapun
resiko dan bagaimanapun terjalnya jalan yang akan saya lalui. Sebuah pisau akan
sangat tajam jika terus diasah pada permukaan yang kasar, semakin kasar maka
akan semakin tajam, bukan pada sesuatu yang mulus. IYA itu tidak mudah IYA itu
menyiksa IYA itu menyakitkan. Namun kekuatan yang tercipta atas semua yang
menyiksa itulah mata pisau yang sebenar-benarnya. Tidak akan lari pada sebuah
persoalan, saya akan terus menghadapinya. Itulah kekuatan. Karena dari semua
inilah, saya juga belajar arti sabar dan tentang keikhlasan dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Inilah jalan yang saya tempuh, inilah jalan yang saya lalui.
Saya dididik dengan cara seperti ini. Karena semua inilah, maka Lahirlah sebuah
keikhlasan akan proses yang saya perjuangkan ini. Iya, saya tahu saya belum
berhasil namun saya ikhlas menjalaninya. Saya telah seberjuang ini, saya telah
mencapai titik ini, dan saya ikhlas dan sangat tulus untuk semua ini. Apapun
hasilnya, apapun ujung dari proses ini yang menghentikan semua abu-abu yang
dijalani ini… Karena saya telah jatuh bangun, tidak peduli apakah abu-abu
tersebut dapat berubah menjadi putih atau hitam, saya ikhlas dan saya tetap
percaya pada semua rencana-rencana takdir. Saya percaya bahwa hasil yang saya
dapatkan dari semua ini tidak akan pernah mengkhianati semua proses yang saya
jalani ini. Kegagalan ini, luka ini, kesedihan ini, beban ini, air mata ini …
saya relakan dengan hati yang mengikhlaskannya. Sebenar-benarnya saya pada
proses ini, saya tetap tidak tahu apa yang terbaik untuk diri saya. Biarlah
semua mengalir, biarlah saya tetap pada jalan ini, biarlah saya tetap pada
keyakinan ini, biarlah saya diasah pada batu-batu yang paling kasar sekalipun.
Namun ketahuilah … saya tetap teguh berjuang tak peduli bagaimana hal-hal yang
mencoba menjatuhkan. Hanya semata-mata saya ingin egois melakukan semua itu
atas dasar keinginan saya, kekuatan saya, sebab-akibat yang akan saya pikul
sendiri dan saya ikhlas lahir batin apapun yang menentukan abu-abu di jalan
saya ini.
Jangan
menyerah, teruslah bersabar, dan tetapkan hati pada keikhlasan dan ketulusan
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Jika semua ini yang terbaik, maka saya akan
merelakannya. Namun, Satu hal yang tidak akan pernah saya lupa … saya akan
terus mengingat bahwa saya pernah setulus ini pada sebuah perjuangan. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar