Minggu, 22 Februari 2015

Dia Semestaku

Bismillah … kembali ke rutinitas mingguan – blog. Ini minggu ketujuh. By the way, aku suka angka 7 :D - karena itu, tulisan yang akan kucairkan dalam kepala ini mengundang  suatu hal seputar tentang kegemaranku. Aku menggemari Dia …
Hal pertama yang kerap kali kupertanyakan, yang terus menggantung dalam pikiran ini … adalah tentang usia. Usiaku 18 tahun, masih berseragam putih abu-abu beraksesoris topi dan dasi – tahu apa soal cinta? Namun … hal inilah yang menjadi kendala dalam diriku. Ketika aku jatuh cinta, aku jatuh terlalu dalam. Padahal aku masih 18. Banyak hal aku upayakan demi tercapainya sebuah asimtot seakan tidak ada hari esok, aku totalitas. Sembari menuntaskan semua tanggung jawab dalam putih abu-abu ini, aku diam-diam ingin menuntaskan yang lain … Dia.
Kerap kali, kudengar lirih nada-nada yang sangat menyentuhku ketika mataku tak sedang berada dekat dengan cahaya yang membuatnya damai. Nada yang membuatku merasa dekat dengannya walau aku sedang tak dengannya.
Kuhitung detik waktu, memikirkan kamu … tiada habisnya ~
Kau di detak jantungku di setiap nafasku … tiada gantinya ~
Kau segalanya … yang bermakna ~
I just wanna hold you … I just wanna kiss you ~
I just wanna love you all my life ~
I normally wouldn’t say this … I just can’t contain it ~
I want you forever right here by my side ~
All the fears you feel inside … And all the tears you’ve cried ~
They’re ending right here ~
I’ll heal your hardened soul … I’ll keep you oh so close ~
Don’t worry I’ll never let you go ~
You’re all I need … you’re everything ~
I just wanna hold you … I just wanna kiss you ~
I just wanna love you all my life ~
I normally wouldn’t say this … I just can’t contain it ~
I want you forever right here by my side ~
Siapa yang kan menyangka … aku tergila-gila ~
Dengarlah sekali lagi .. “I Love You” ~
-          “By my side” -
‘Dalam’ bersamaku, setiap lirih dari alunan irama memenuhiku, kenangan dengan dia memenuhi ruang dalam kalbu.
Haaa …. Kenangan ... dia bisa menjadi bunga kehidupan yang indah jika kenangan itu diselesaikan, Happy ending lebih tepatnya. Namun akan sangat merenggut bahagia dalam relung jika itu hanya sebuah … ‘kenangan’ .. yang jika diceritakan kembali hanya membuka luka belaka. Banyaknya kenangan akan berbanding lurus dengan banyaknya kebahagiaan, begitu juga akan berbanding lurus dengan banyaknya kesedihan yang hanya berakhir menjadi air mata semata. Aku sedang berupaya dan terus berusaha agar kenangan itu tidak seutuhnya menjadi tetes demi tetes air mata, aku ingin memekarkan bunga kehidupan itu hingga tidak ada satu kelopakpun yang jatuh dari mahkota kebahagiaan.
Telah berwaktu-waktu aku tempuh bersama perasaan ini. Semestaku kepadanya. Ketika waktu beresolusi kepadaku dan kepada dia, dunia begitu lembut kupijaki. Dia semesta dalam arti yang bermakna … segalanya yang bermakna. Ketika bersamanya, aku merasa lengkap. Tidak ada yang perlu aku cemaskan karena aku bersama semesta … Dia. Bahkan ketika aku berada dalam hari terburukku pun, yang aku butuhkan hanya berada dekat dengan dia, aku begitu bahagia dia terlahir. Aku tenggelam di dalam dirinya.
Namun … waktu perlahan semakin mendekatiku untuk berada jauh darinya. Sebentar lagi aku tidak bisa semudah ini jika ingin berada dekat dengannya, di tempat biasa aku dan dia saling bertukar tatap dalam fantasi semesta. Hanya dengan menempuh jarak 3 km di pagi hari setiap resolusi, aku bisa dengan mudah dapat menemukan kebahagiaan yang terletak tepat dalam bola matanya, tempatku biasa menemukan segala definisi dari kata ‘indah’. Sayang … keindahan itu sebentar lagi akan sulit aku temui. Aku ingin menyanggah waktu. Waktu itu yang tidak aku tunggu namun akan tetap berlalu pelan … menerima realita ini membuatku sakit secara perlahan. Aku hanya belum siap merelakan waktu. Aku ingin menjaga semua yang kami bangun sampai saat ini.
Kemudian, aku sadar … Kenyataan adalah kenyataan, menyanggahnya hanya membuang kesempatan untuk berbuat. Siap tidak siap aku harus bersedia untuk siap, bersedia menerima dan terus berupaya dalam realita. Aku sungguh-sungguh. Ketika aku tau waktu terus mendekatiku untuk berada jauh darinya, mengapa aku tidak berhenti ? berhenti untuk menyayanginya agar sakit ini berhenti sampai di sini saja? Mengapa aku tetap bersikukuh untuk bertahan, padahal ada banyak kelopak airmata berjatuhan dari mahkota harapan ? Mengapa aku harus selama ini menunggunya siap untuk menjadi lebih padahal sudah setahun kemarin aku berupaya namun tidak jua berhasil ? mengapa aku sulit menyerah atasnya padahal masih banyak oranglain di luar sana yang melebihi dirinya ? mengapa langkahku hanya pada dirinya semata sementara aku bisa untuk melangkah melanglang buana dari semestaku bersamanya ?
Dan mengapa-mengapa yang lain silih berganti menghampiriku …
Sulit … Ya semua  ini semakin melenggu, Liku-liku yang tak menentu, semesta yang perlahan merapuh, kelopak demi kelopak jatuh, air mata mengalir melulu dalam kalbu. Harapan yang hanya menjadi bayang-bayang  di setiap hela nafas, tanda kepasrahan mulai mendekatiku.
Aku tidak tahu alasan yang tepat mengapa aku sampai sejauh ini untuknya, mengapa aku tetap bertahan sampai di titik ini, mengapa aku tetap menyayanginya meski dalam waktu selama ini aku menunggunya untuk siap menjadi lebih, mengapa aku tetap bersikukuh mempertahankannya dan mengapa-mengapa yang lain tidak aku lakukan. Akupun tidak tahu apa yang istimewa dengan dia, akupun tidak tahu harus berharap apa kepada dirinya yang hanya begitu-begitu saja … aku juga tidak tahu mengapa aku mencintainya sedalam ini.
Hanya saja … aku bahagia bersamanya. Hanya kalimat klise itu yang kupunya untuk meleburkan segala yang menggantung dalam pikiran. Dia tak pernah gagal membuatku jatuh hati. Ketika aku hanya memikirkannya saja tanpa harus bertemu tatap dengannya, maka aku akan jatuh hati pada setiap resolusi yang sama. Aku begitu ingin mempertahankannya, aku begitu ingin berhasil bersamanya. Semesta ini sungguhlah indah. Bahkan berpikir untuk berhenti atasnya, aku tak sanggup. Tidak terpikir olehku untuk berhenti atas ini semua.
Ketika bibirku bilang “aku tidak peduli”, hatiku bilang negasi dari itu. ~(aku tidak peduli) = aku sungguh peduli.
            Ketika bibirku bilang “aku tidak sayang”, hati bilang negasi dari itu. ~(aku tidak sayang) = aku sungguh menyayanginya lahir batin.
Sudah terlanjur … aku telah meninggalkan hati yang telah terlanjur jatuh tenggelam terlalu dalam kepadanya. Aku begitu bersyukur dia memenuhiku. Aku ingin menjadi laki-laki yang paling baik untuknya. Aku selalu mengharapkannya … sebagai salah satu langkah yang akan kutempuh.
Note : Maafkan aku yang seperti ini, aku yang sulit menyerah atasmu. Bukan soal mencari siapa yang salah, aku yang menaruh posisiku di sini, aku yang meluluh tiap mataku melihatmu, aku yang memulai semuanya kepadamu.
#Pernahkah kau mencari alasan ..mengapa kau merasa nyaman di dalam rumahmu sendiri ? Rumahku istanaku. Hal serupa terjadi kepadaku … Dia semestaku.




Minggu, 15 Februari 2015

Semesta dalam Arti yang Bermakna

         Bismillah …Oke, kembali ke rutinitas mingguan. Ngeblog … Tidak seperti minggu kemarin yang hujan sambil ditemani secangkir teh hangat, minggu ini cuaca bersahabat. Ya bersahabat terik. Panas, tidak ditemani apa-apa. Hanya sebuah handphone di samping laptop ini sembari menunggu balasan chat Dia. Hahaha
         By the way, ini bulan kasih sayang. Yaa tepatnya kemarin sih pada 14 Februari. Oke cukup dulu saya membahas mengenai persoalan tentang kehidupan ataupun semesta dalam putih abu-abu. Lupakan sejenak tulisan-tulisan berat dan beralih kepada topik renyah dalam masa muda yang penuh warna merah muda menggelora. Ya, cinta. Entah apakah saya pantas menyebutkan cinta pada usia yang masih muda ini. Tahu apasih saya tentang cinta ? anyway saya berusia 18(++++177hari) tahun. Oke ngga perlu terlalu formal, di sini saya akan menggunakan “aku” sebagai sudut pandang orang pertamanya :D mengingat betapa renyahnya yang akan dibahas. Oh indahnya cinta. Bahahahaks. Kuncup.
         Di bulan Februari  ada sebuah perayaan hangat yang disambut banyak kalangan, terutama kalangan muda-mudi. Ya, valentine yang dimeriahkan secara simbolik melalui coklat. Saling member saling mengisi.
            Mengingat hari tersebut, aku juga turut berpartisipasi secara kecil-kecilan. Seperti kebanyakan anak-anak muda yang lainnya, Iya …saya juga telah jatuh hati …Kepada Dia ..huumm kita sebut apa ya si Dia ini… mari menyebutnya Viana. Ya aku jatuh hati kepadanya sejak …sejak di dalam suatu situasi dan kondisi ada yang mendekatkan kami, yaa 11 12 dengan cinlok mungkin (?) pada resolusi 2014 lalu tepatnya … Januari. Valentine tahun lalu pun aku juga memberinya coklat …coklat kecil-kecilan saja aku masih gagu malu-malu kaku .. sebab aku baru-baru menyukainya, dan Viana belum tahu sejak itu aku telah menyukainya.
Sebentar ... ataukah lama ? durasi seperti itu ? interval waktu yang aku laluin untuk Viana karena telah menaruh hati padanya … sampai sekarang ? entahlah … keadaan ini sulit. Aku telah memulainya.
           Waktu berganti waktu terus berlalu … aku pun terus merindu. Sampailah semesta ini pada saat ini, Menjelang valentine pada resolusi 2015, perasaan ini tidak juga hilang kepada Viana. Karena rasa sayang ini, aku tetap akan memberinya hadiah simbolik di hari kasih sayang ini. Coklat ? mungkin iya namun aku akan menyampaikan coklatku secara khusus untuknya. Aku akan membuat coklat berikut bunganya.
          Step pertama : cari perlengkapan - Perlengkapan untuk coklatnya seperti cetakan coklat, coklat lelehan (yang dark sama yang putih milky), tempat coklatnya. Perlengkapan untuk membuat bunga aku perlu kain flannel putih dan hijau, lem uhu, kawat bunga, pita dan kain bucket. Surat ? ya aku rasa yang satu ini juga diperlukan. Berhubung coklat dan bunga aku bikin sendiri, untuk amplop surat aku juga akan membuatnya. Perlengkapan tambahan : kertas karton.
       Step kedua : proses – Aku putuskan untuk membuat bunga terlebih dahulu. Setelah selesai dengan bunga aku akan membuat coklat. Nah bunga …hhmmm karena aku tidak punya feeling yang bagus untuk menggunting bentuk pola kelopak bunga, maka aku memulai dengan mensketsa pola kelopaknya dahulu. Aku sempat bingung akan membuat berapa kelopak. Terfikir … karena bunga ini hanya akan kubuat satu tangkai, nah itu yang akan mewakili bulan ke-satu … Januari . Kuingat pertama kali aku dekat dengan Viana di bulan januari pada resolusi 2014 lalu, tepatnya pada tanggal 30. Yaaaa akan kubuat 30 kelopak … setangkai bunga mawar, 30 kelopak mawar putih.. Nice ! Mulai mensketsa kelopak, lalu gunting kelopak. Tek tek tek tek semua kelopak telah tergunting. Lalu langkah yang paling menyebalkan … lem. Karena bunganya nanti akan berwarna putih, maka aku harus ekstra hati-hati untuk nge-lem kelopak demi kelopaknya agar tidak kotor. Aku harus sabar. Tidak banyak cerita menarik yang bisa ditulis di tulisan ini dalam proses pembuatan bunga. Hanya saja aku harus telaten untuk membuatnya. Singkat cerita, bunga itu telah jadi. Setangkai mawar putih dengan 30 kelopak, mewakili 30 januari dimana aku pertama kali dekat dengan Viana.
Dan tadaaaaa ini lah bunga yang berhasil aku buat untuk Viana :


 
             Namun ada yang tidak menyenangkan. Sewaktu sekolah, di kelas ..terlihat Viana sedang tidak enak badan. Waktu itu hari kamis. Sentak aku meminta surat izin keluar ke meja piket untuk Viana, dan meminta tanda tangan kepada salah satu guru yang waktu itu sedang piket. Setelahnya, Viana keluar dari kelas berjalan pulang. Dia begitu lemas, dan aku mulai berlebihan. Aku antar dia pulang sampai ke rumahnya menggunakan sepeda motornya. Get well soon Viana ^^
Malam harinya aku mencoba nge-chat Viana, menanyakan kabarnya. Masih sakit jawabnya. Dan besok dia masih belum bisa turun sekolah. Aku sedikit cemas karena lusa valentine.
Besok harinya pulang sholat jumat aku mulai membuat coklat.
          Step ketiga : proses membuat coklat – Nah membuat coklat gampang-gampang susah. Mungkin (?) karena aku tidak sebegitu bagus dalam membuat-buat bahan konsumsi. Aku dibantu teman-temanku. Mereka juga akan membuat coklat untuk memeriahkan valentine. Mereka adalah Phany, Yuni, dan Tara. Kami membuatnya di rumah Phany . Yahh jika membuatnya di rumahku, aku akan habis diomeli orang rumah mengingat usiaku yang masih rentan harus memikirkan masa depan dahulu. Di rumah Phany kami habiskan waktu membuat coklat. Hitung-hitung kami juga membuat coklat untuk teman-teman di kelas. Dengan keuletan yang cukup melelahkan tenaga, semua bahan yang dibeli semuanya terpakai. Aku tidak tahu berapa coklat yang kami buat tapi jumlahnya banyak. Coklat untuk Viana pun telah siap. Aku bahagia melihatnya, cantiikk hehe. Coklat yang telah beres, aku tinggal dulu di tempat Phany, besok pagi-pagi aku ambil.
               Malam harinya, aku nge-chat Viana, menanyakan kabarnya. Masih sakit. Dan dia pergi ke dokter malam itu. Dia juga sudah menitipkan surat izin untuk besok kepada temannya yang di dekat rumah. Apa boleh buat, aku akan mengantarkan ke rumahnya besok. Malam ini aku akan membuat surat. Setelah amplop dari karton sudah aku buat, aku mulai menuliskan surat untuk Viana. Racikan-racikan kata yang akan aku rangkai untuknya, paragraph dalam kalimat yang semua aku rasakan kepada Viana aku tuangkan di dalam tulisanku

         “Buat Viana …yang selalu tampak indah ..juga yang berada dekat namun dirasa jauh.
      Vin ..aku bingung ..kata itu yang selalu mengawali kita dari sudut pandang manapun. Aku sedih…kerap kali kata itu yang paling mendeskripsikan apa yang aku rasain sejak dulu. Namun aku juga bahagia … kata itu yang selalu memenuhiku ketika aku berada dekat dengan Viana sejak 30 januari pada resolusi 2014 yang lalu, bahkan kebahagiaan itu terselip di setiap jarum-jarum waktu di dalam lingkaran yang terus berotasi tanpa lelah. Sampai sekarang, jarum-jarum itu terus berotasi …dan aku terus merindu..
      Vin …aku tidak akan pernah cukup untuk menuliskan dalam kalimatku sebesar apa rasa sayangku. Terlalu banyak … Aku begitu tenggelam di dalam dirimu, meleleh setiap melihatmu, meluluh di dalam rasa yang tak bisa aku jelaskan pasti bagaimana besarnya. Dunia begitu terasa ketika aku bisa berada dekat denganmu. Semesta ini sungguhlah indah.
       Aku begitu ingin mempertahankanmu, mempertahankan kita, mempertahankan semesta yang kita bangun bersama …apapun itu. Aku begitu ingin berhasil bersamamu, membentuk ikatan kecil agar aku berhenti mencari. Seperti atom …aku hanya electron yang melintas di lintasanku, mencoba untuk menuju ke inti di mana semua berpusat. Perjalananku masih panjang pada sebuah liintasanku. Namun aku tidak terfikir akan mengakhiri perasaanku kepadamu hingga besok, besoknya lagi, besoknya lagi, besoknya lagi, dan lagi ..aku tidak akan pergi jika tak harus. Ketika perjalananku berakhir, aku ingin berhenti dan meninggalkan lintasanku dan membimbingmu ke inti jika itu memungkinkan.
      Makasih banyak vin telah memberiku banyak kenangan yang berarti, mewarnai kejora-kejora yang amat indah atasmu. Aku sangat bersyukur kamu memenuhiku. Maafin aku atas semua kerumitan ini, aku yang begini adanya , aku yang selalu ingin bertahan, aku yang sulit menyerah atasmu, aku yang selalu memikirkanmu terlalu jauh.
Semesta dalam arti yang bermakna…dengan kata lain ..segalanya..kamu"

        Tibalah ..hari sabtu ..14 februari …
      Step terakhir : aku akan mengantarkan coklat beserta bunga ini ke rumah Viana ketika malam Valentine. Namun, keadaan tidak berjalan baik. Hari itu hujan deras, dan handphone Viana sedang heng. Aku cemas, panik. Dan setelah beberapa saat, Viana menghubungiku lewat facebook, minta pin ku, dia pinjam tab adiknya untuk menghubungiku. Begitu aku memberikan pin ku, aku segera menuju rumah Viana, menerobos hujan. Untungnya ketika di perjalanan hujan sudah mulai membaik, derasnya air berjatuhan berganti menjadi rintik-rintik perlahan silih berganti.
     Sampailah aku di depan rumah Viana. Terlihat Viana keluar dari rumahnya seraya tangannya masih menggenggam tangan pintu, aku meluluh…. Suasana dingin, sayup-sayup dalam keheningan Viana tersenyum hangat kepadaku. Dia begitu cantik di mata ini. Aku semakin gugup, dan memberikan coklat yang aku buat beserta bunganya. Viana tersenyum lebar, sementara aku semakin meluluh di depannya.
    Sebelum malam semakin larut, aku pamit pulang kepada Viana. Ya, Viana masih dengan senyumnya yang hangat, yang meluluhkanku. Dia memang tidak berbakat mengucapkan terima kasih, namun ucapannya begitu lembut kuterima.
        “makasih ya sy” ^^
                                                          MISSION COMPLETE.

Minggu, 08 Februari 2015

Semesta Perjuangan dalam Putih Abu-abu (Part 3)

                            Warna-warna dalam Semesta Baru
Tiktok tiktok … bismillah ..udah minggu kelima aja nih… berarti udah sekitar 5000-an kata yang telah didokumentasikan, dan sudah ada empat pengalaman yang diabadikan dalam tulisan pada blog resolusi semesta ini. Ngeblog weekend sambil ditemanin secangkir teh hangat di hari yang sedang hujan membuat renyah suasana, cocok banget buat nulis.
Oke kembali ke cerita awal tentang pengalaman saya yang sebelumnya saya tulis pada tulisan yang bertajuk “Semesta Asing”, bersama warna-warni absurb yang terjadi di asrama Haji Surabaya, mulai dari salah masuk kamar yang semua penghuninya kaum hawa  sampai bertemu dengan sekelompok cowok asing di dalam kamar paling pojok serta  psikopat yang cool berkacamata dengan buku berisi korban keramatnya. Ya, saya masih di dalam kamar paling pojok ini, menggantung sendiri di tempat ini. Eh jangan baper loh ya XD .  
By the way, asrama haji Surabaya enak banget ruangan kamarnya luas, terus tiap kamar ada kamar mandi pribadinya. Ranjangnya engga ancur-ancur engga jelas gitu, seprainya bersih terawat, kasurnya empuk enak deh pokoknya. Terus di sini kita pakenya AC, bukan kipas angin yang ditaroh di langit-langit kamar. Hehe bodo amat mah sama psikopat sok cool itu, kalo udah sampe Surabaya mah malam pertama di sini mau dihabisin sama tidur yang enak. Belajar ? udahin dulu udah mumet di Palangka belajarnya … hehehe. Ya ketika saya membuat ekspektasi seperti itu, tiba-tiba Rio, Rizky dan Vitalis memanggil untuk berkumpul. Oh my, kami berempat baru sadar setelah sampai di Surabaya, mading yang kami bawa untuk perlombaan di sini ternyata  bukan mading. Poster ! ya itu poster -____- teman saya yang membuat ini dia jagonya poster, bukan mading +_+ . What the poster ! Sementara ini adalah persyaratan wajib untuk membawa mading yang telah dibuat sebelum kami berlomba. Tidak ada waktu lagi untuk membuat mading setelah sampai di asrama haji ini sementara senja sudah mau habis berganti malam.
Jadi, setelah berpikir ... malam ini kami akan mendandani poster tersebut layaknya sebuah mading 2D simpel. Entahlah kami akan mendandaninya seperti apa. Inilah kami dari region Kalimantan Tengah bersaing di semesta nasional bersama region Jawa Bali Sulawesi dan yang lainnya -_-
Singkat cerita, malam tiba, makan malam tersedia. Setelah perut tentram, nah kami mencoba untuk mendandani poster ini untuk dijadikan mading. Sulit, karena konsep dasar mading susah untuk dipikirkan hingga itu akan menjadi mading bertema statistika. Buntu sulit keki bĂȘte cape letih ngantuk loyo pesimis ah sial karena mendandani sebuah poster saya jadi gagal bermalam pertama di dalam kamar yang akan diekspektasikan untuk tidur setidur-tidurnya. Malam itu pun kami berempat juga tidak ada belajar, sementara peserta yang lain sudah siap dengan mading masing-masing dan berada di dalam kamar ataupun lobby sibuk membuka buku dan belajar. Kami hanya duduk di sebuah selasar belakang kamar ya bisa disebut dengan teras belakang kamar untuk mendanani poster.
1 jam kemudian ….kosong, we have no idea
2 jam kemudian ….there is a little idea. Idea nya ? hanya mengumpulkan daun-daun kering yang akan jadi penghias saja.
3 jam kemudian ….mulai ada pencerahan lagi. Cerahnya ? hanya menggambar logo statistika yang keren sedikiiiittttt di kertas dan ditempel di posternya. Sebenarnya itu hanya lambing sigma dan di bawahnya ditulisi kata “statistika” saja -_- .  Tulisan-tulisan tentang statistika kami search dan Rizky yang mencatat ulang di kertas karena tulisannya yang paling rapi dan baru lalu ditempelkan di poster. Rizky dan Vitali mempunyai tulisan yang sangat rapi dan mereka satu tim. Sementara saya dan Rio … kebalikannya, sangat jelek, susah dimengerti.
Done! Kami selesai mendandani poster ini layaknya mading. Maksa banget sih ini kalau mau dibilang mading tapi inilah yang kami habiskan pada malam pertama di asrama. Sungguh ekspektasi saya untuk berlmalam pertama gagal total. Saya masuk kembali ke kamar sekitar pukul 12 malam lebih 10 menit. Para psikopat  telah lelap tertidur tak tertinggal buku-buku tebal korban keramatnya yang masih terbuka di dekatnya. Persis seperti seorang psikopat yang sedang beristirahat setelah membantai korbannya. Saya kembali ke kasur dan mencoba membaca sedikit buku yang saya bawa dengan mata yang berat ini.
Setelah beberapa saat, ya hanya beberapa saat saja sayup-sayup terlihat sinar hangat di balik mata saya yang berat ini. Matahari ! iya sudah pagi ! saya bablas ketiduran -_______- . Sentak saya langsung berdiri dan melihat peserta yang lain sudah dengan rapinya memakai seragam ..dan sudah mandi -.- , para psikopat ini telah siap berburu korban -____- . Saya ? iler, kotoran di mata, rambut berantakan, bablas tidur, tidur mati, dan belum mandi -____- . Dasar kampoeng ! -_-“
Singkat cerita, setelah saya bergegas mandi dan menyiapkan hal-hal lain saya langsung pergi keluar kamar, dan melihat  semua peserta di halaman depan asrama haji telah berkumpul untuk menunggu bus datang secara bergilir menjemput kami semua. Iya, saya peserta terakhir yang keluar dari kamar. Terlihat Rio, Rizky dan Vitalis duduk di trotoar sembari menikmati sarapan yang dibagikan kakak panitia ITS. Saya langsung menghampiri. Kata Rizky, saya tidur mati. Ditelfon beberapa kali tidak diangkat dan disms tidak dibalas. Saya bahkan tidak mendengar handphone saya berbunyi ataupun merasakan getaran di kasur. Dasar kampoeng -____-
Oke bus datang dan kami menuju kampus ITS. WOW banget rasanya ketika kita semua masuk ke ITS, terutama saya yang kampoeng ini hahaha. Besar banget, megah mewah beda banget rasanya ketika memasuki salah satu universitas dalam jajaran terbaik dan terfavorit secara nasional ini, ITS !
Langsung ke gedung tempat kami semua akan berlomba mengerjakan soal, dan sampailah kami ke sebuah ruangan dengan pintu yang masih tertutup. Kami disuruh berkumpul dan berbaris dua sampai empat empat. Ketika pintu dibuka, serentak di pinggir-pinggir jalan kami masuk semua kakak-kakak panitia ITS berdiri menyambut kami dengan gelora tepuk tangan sambil diiringi musik-musik kemenangan. Terlihat di atas panggung MC dengan tersenyum dengan renyahnya menyambut kami, dia good looking banget. Rasanya WOW banget digituin, bergelora ! semangat ! berasa udah jadi pemenang. Hahaha dasar kampoeng tak tahu diri XD. Ruangannya melingkar luas, dingin sejuk, bersih, mewah, keren banget pokoknya !

Tempat ini, semesta ini, sungguh hebat, Sungguh luar biasa, sungguh aneh nan unik. Ada banyak hal-hal di luar sana yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya karena terlalu tenggelam pada satu semesta saja. Masih ada semesta lain yang harus saya lihat dan rasakan kekuatannya. Hidup ini terlalu singkat jika hanya menunggu dan terlelap pada semesta yang sama setiap waktunya. Bangun ! dan hadapi semesta yang ada. Walaupun sederhana dan kelihatannya tidak berdaya, percayalah kita semua bisa untuk menjadi lebih dari sekedar diri sendiri.